Blogger Jateng

MAAF, AKU YANG TERLALU BERHARAP

Ditulis oleh Harsudi

                         
MAAF, AKU YANG TERLALU BERHARAP”                                  

  Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku , pada kamu, pada kita. 
  Mengapa rasanya semua berjalan begitu cepat, tiba-tiba saja kamu menyita seluruh isi pikiran kuTiba-tiba saja hadirnya kamu di sampingku selalu ku harapkan, kita mulai dekat, bercanda, dan tertawa. Kamu membawa perasaan lain di hatiku ketika aku menatap matamu, berbicara denganmu. 
  Perasaan yang benar benar membuat aku nyaman, membuatku tidak ingin beranjak dari sisi mu sedikitpun. 
   Semua terasa menjadi berbeda karenamu   hadirnya kamu, hitam dan putih yang biasanya hiasi hari-hariku terasa lebih berwarna, lebih hidup ketika kamu hadir menggenapkan ruang-ruang kosong yang di selubungi kesepian di hatiku, obrolan-obrolan ringan yang kita jalin tidak lagi biasa, terasa begitu berharga bagiku, perasaan ini tumbuh lebih cepat daripada yang kuduga, aku merasa susah karena perasaan ini sekuat aku bisa, aku berusaha menyanggah perasaanku padamu,  berusaha menghindari kamu,  dan juga perasaanku sendiri. 
  Namun nyatanya semua sia-sia. Karena kamu telah hadir tanpa lelah menghuni seluk beluk di benakku, tiba-tiba saja aku merasa takut dan kwatir akan kehilangan sosokmu, tak bisa kubayangkan apa yang terjadi jika aku harus pergi dari tawamu. Aku sulit jauh darimu, terkadang aku merasa kamu seperti oksigen, hal yang penting dan selalu aku butuhkan, terkadang aku heran apa yang menyebabkanku takut kehilangan,  Salahkah aku dan perasaanku?.  
  Tapi entah mengapa aku merasa bahwa kamu tak merasakan apa yang kurasa, perasaan kita berbeda, sikapmu padaku juga berbeda, seakan-akan hadirnya diriku, tak berpengaruh apapun bagimu, rasa pedulimu pun tidak sedalam rasa peduliku, apa yang salah dari kita? Apa yang salah dari aku yang mengagumi mu? Mungkin kamu belum mengerti sedalam apa perasaanku, jadi kamu hanya mengabaikan ketulusanku dengan menjauhi ku, kamu berusaha terlihat tidak perduli salahkah aku menyampaikan harapan pada setiap air mata yg menetes untukmu? Salahkah aku memiliki perasaan ini? Pernahkah sekali saja aku ada dalam pikiranmu? Pernahkah sekali saja km memikirkanku? Mungkinkah aku bisa merasakan ketulusan mu? Tolong sekali saja. Kadang aku merasa tolol mengemis cinta padamu, tetap menyukaimu walaupun entah untuk keberapa kalinya aku menangis,  tetap mengharapkanmu walaupun itu sia-sia, jadi lihatlah ! Aku begitu tulus, perasaanku tanpa syarat.
   Tetapi lihat dirimu pernahkah aku menjadi suatu yang berharga di hatimu? Aku tidak berhak berbicara tentang rindu, akan hari-hari kebersamaan kita yg menyenangkan, karena km tak merasa rindu yg kurasa. 
    Mungkin dari awal memang aku yang salah, aku terlalu cepat menyimpulkan perhatian kecil yg kau beri padaku adalah bentuk perasaaan lebihmu. Aku memang yg salah, aku tidak bisa melupakan janji-janjimu dan juga mengatakan “aku juga suka sama km”. 
   Aku tidak mengerti janjimu begitu banyak  dan tidak ada satupun yg km tepati, tidak ada artinya kah aku dimatamu? Sayang, padahal aku telah menganggap mu orang terpenting dalam hidupku, yg bgitu bernilai dalam hidupku.
   Kini masih bisakah aku menaruh harapan yang tak kunjung nyata? Aku baru menyadari bahwa km begitu sulit aku raih. Begitu jauh dari genggaman tanganku, Aku harus menyadari posisiku saat ini.
 Tenanglah, Tidak usah kwatir. 
Aku bisa memendam perasaan ini, karena jika aku menjelaskan pun km tidak akan pernah mau mencoba untukmengerti , semua akan menjadi sia-sia, tidak usah km ajari aku cara merindukan mu , aku lebih tahu. Hatiku sering nafsirkan rasa itu,  maafkan aku yang sudah terlalu berharap.
( Penulis by Harsudi )