Pada laga semifinal Asian Cup 2024 yang mempertemukan Indonesia dengan Uzbekistan, sorotan dunia sepak bola terfokus pada kontroversi besar yang melibatkan wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Pertandingan yang seharusnya menjadi panggung bagi kecemerlangan dan fair play di Stadion Stadion Abdullah bin Khalifa , Qatar, malah tercoreng oleh dugaan perilaku tidak adil dari wasit tersebut, yang sebelumnya dihormati sebagai salah satu wasit terkemuka di kawasan Asia.
Ketegangan antara kedua tim seolah-olah memanifestasikan dirinya dalam berbagai momen selama pertandingan, tetapi ketidakpuasan mencapai puncaknya ketika wasit mulai membuat keputusan kontroversial yang tampaknya mendukung Uzbekistan.
Salah satu insiden paling mencolok terjadi pada menit ke-75 ketika wasit dengan cepat mengeluarkan kartu merah kepada seorang pemain Indonesia, meskipun ulangan rekaman menunjukkan bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak seberat itu. Keputusan yang kontroversial ini memicu reaksi marah dari tim Indonesia serta suporter yang memenuhi tribun stadion.
Namun, keputusan kontroversial tersebut tidak berdiri sendiri. Banyak yang mencatat bahwa beberapa keputusan penalti yang diberikan kepada Uzbekistan tampaknya dipengaruhi oleh ketidaktepatan wasit dalam memahami situasi lapangan. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa keputusan wasit telah memihak Uzbekistan dan merugikan Indonesia.
Reaksi terhadap insiden ini tak terelakkan. Masyarakat sepak bola Indonesia, termasuk otoritas sepak bola, dan penggemar, mengecam keras perilaku wasit yang mereka anggap tidak adil dan merugikan tim Indonesia. Panggilan untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh pun semakin memuncak, dengan tuntutan agar Federasi Sepak Bola Asia (AFC) turun tangan untuk memastikan integritas kompetisi yang adil dan tanpa cela.
Skandal wasit ini telah mencoreng citra Asian Cup 2024 dan meninggalkan pertanyaan besar tentang integritas dalam sepak bola profesional. Sampai ada kejelasan dan tindakan diambil, pertandingan tersebut akan tetap menjadi sumber perdebatan dan menimbulkan kekhawatiran akan keadilan dalam olahraga yang kita cintai ini.
